Perancangan Desain Aviary dan Taman Kelinci

Kamis,20 Oktober 2022 - 12:40:16 WIB
Dibaca: 264 kali

        Kegiatan Maching Fund 2022 yang diusulkan oleh Prodi Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan ketua pengusul Febby Rahmatullah Masruchin S.T M.T dengan judul Potret Desain Aviary Tak Beraturan di Kawasan Wisata Kampung  Kelengkeng Simoketawang, Sidoarjo. Desain Aviary dan Taman Kelinci ini dikerjakan oleh kelompok 1.4 yang terdiri dari dua dosen, yaitu Bapak Dr. Darmansjah T.P., S.T., M.T. dan Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T.; serta lima mahasiswa yang terdiri dari : Dava Ahmad A, Alfinto Deonova K, Putri Eka Ayu Nabila, Anindya Shafa Ayu C, Moch. Fany Firdiansyah.

        Aviary adalah kandang burung yang dibuat semirip mungkin dengan alam liar. Aviary ini dirancang dengan ukuran lebih besar agar ruang gerak burung bisa lebih leluasa dan mirip dengan alam liar. Hal ini diperlukan agar burung merasa seperti di habitat aslinya. Berbagai jenis burung yang ada di aviary akan menjadi daya tarik untuk pengunjung yang datang. Di Desa Simoketawang terdapat lahan kosong yang cukup luas kususnya di bagian depan. Lahan tersebut di rencanakan di bangun aviary. Aviary ini berada dibagian depan wisata kampung kelengkeng sebagai objek wisata awal dari sederetan wisata yang ada di kampung kelengkeng.

        Desa Simoketawang terletak di Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Desa ini sedang dalam proses membangun sebuah tempat wisata bertemakan Wisata Kampung Kelengkeng. Proses pembangunan ini sudah berjalan … tahun dengan memanfaatkan lahan terbuka hijau seluas … hektar yang akan diubah menjadi tempat wisata dengan tetap mempertahankan kondisi eksisting setempat. Desa Simoketawang menggandeng langsung Universitas 17 Agustus Surabaya untuk bekerjasama dalam proyek ini, salah satunya dalam pembangunan Aviary. Ini juga merupakan salah satu kegiatan akademik Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diadakan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

        Pembangunan aviary berukuran … x … ini diperuntukkan untuk tempat penangkaran burung dengan menambahkan beberapa spot selfie dan jalan setapak agar dapat di akses oleh pengunjung. Burung yang akan ditangkar di dalam tentunya bukan burung jenis pemakan daging maupun tumbuhan tetapi burung jenis pemakan biji-bijian agar memberikan rasa aman bagi pengunjung juga kondisi vegetasi di dalam aviary tetap terjaga.

       Aviary ini dirancang langsung oleh mahasiswa program studi arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dibantu oleh dosen pembimbing. Mengusun konsep bangunan berbentuk abstrak atau tak beraturan dengan ketinggian tiang penyangga yang bervariatif. Ketinggian tiang mulai dari 4 meter hingga yang paling tinggi 8 meter. Seperti konsep aviary pada umumnya, pada dinding aviary menggunakan ram kecil sebagai penutup agar dapat terlihat dari luar. Mahasiswa diharuskan berpikir seliar mungkin dalam menentukan konsep desain aviary ini. Tujuanya ialah agar pada desain aviary ini bukan hanya sebagai elemen pelengkap saja dalam kawasan wisata tetapi juga memiliki karakter desain yang kuat. Ditambahkan dengan sentuhan corak kelengkeng pada dinding aviary agar tetap menjaga identitas Kampung Kelengkeng itu sendiri. Penataan vegetasi seperti tanaman pendek hingga pepohonan agar terlihat lebih sejuk dan rimbun, termasuk juga pohon kelengkeng yang ada di dalamnya. Aviary berikut menggunakan panel surya sebagai sumber energi agar lebih hemat kedepanya dalam jangka panjang.

        Sasaran pengunjung aviary ini di peruntukan kepada pengunjung anak-anak agar bisa menjadi tempat edukasi mereka untuk mengenal jenis-jenis burung. Di depan aviary terdapat beberapa spot selfie, orang tua bisa menggunakan spot-spot tersebut untuk berswa foto sambi menunggu anak-anak mereka.


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya